Kontak Us

Poto Doa Om Swatyastu,

Om Awighnemastu Nama Sidiam

Nama : Jro Mangku Djaman,ST

Alamat : Jl. Gusti Ngurah Rai. Gg.XX. No.

9X,  Grya Agung Buana Murthi

Br.Pande Blahbatuh Gianyar, Bali

Tlp. 0361-942695,

Hp : 081-337611245

om santhi, Santhi,santhi, Om

3 respons untuk ‘Kontak Us

  1. Om Swastyastu,

    Tityang damuh saking kerobokan Badung. Nunas pencerahan indik Babad miwah sejarah Kayuselem.

    Nama : Agus Sukerta
    Alamat : Jl.Kebo Iwa Selatan gg.nangka no.3 Denpasar
    Telp : 0361 3314566

    Suksma

  2. Om Swastyastu,
    Om Awighnamastu Nama Siwa Ya.

    Inggih Sukma Nak Agus, Cening suba liyu mirib uning indik Babad, kewala apang ade masih penyawis bapane abedik kangyang.

    Menurut isi Babad Pasek Kayu Selem yang ada di Gryaan Ceninge di Blahabtuh, yang bapa dapatkan di Gedung Kretya Singaraja dan yang bersumber awal di Desa Songan Songan Kintamani, tidak lain disebutkan bahwa, Ida Bhatara Sesuhunan yaitu Bhatara Mpu Kamareka adalah seorang Brahmana yang berstaus Tri Jati (bukan Dwijati) seperti Brahmana/Sulinggih Umat Hindu pada umumnya. sebab, Ida Panditha Mpu Kamareka, terlahirkan 3(tiga) kali, yaitu :

    Pertama terciptakan berawal Tonggak kayu Celagi yang tersisa dari pebakaran Hutan di Tampurhyang Batur Kintamani. ketilka orang-orang bali age membuat ladang perkebunan.

    Suatu ketika, atas Titah Hyang Perama Kawi, berkehendak menciptakan seorang Manusia yang akan dijadikann Seorang Brahmana Bali, kemudian dititahkanlah Ida Batara Brahma untuk turun keBumi Bali dan bersemedi/Beryoga untuk menciptakan Bujangga Bali. dilihatnya ole Ida Bhatara Brahma ada Kayu Twed Celagi bekas/sisa pembakaran Hutan, layaknya seperti Orang/Manusia sedang Beryoga. Twed Celagi itulah yang disucikan oleh Bhatara Brahma untuk dijadikann Manusia Utama yaitu seorang Brahmana/Bhujangga/ Panditha Bali.

    Selanjutnya Turunlah Bhagawan Wiswakarma atas undangan Bhatara Brahma agar membentuk Twed Celagi itu manjadi ataupun berbentuk Manusia. adapun turunya Bhagawaan Wiswakarma menyamar layaknya manusia Tani, berpakaian dekil, dan berpayung kukusan mebawa Peralatan kerja agar tidak kentara oleh orang-orang Bali age.

    Setelah tibanya Bhagwan Wiswakrama di tempat Twed Culagi tersebut, Beliau mengerjakan tugasnya mebuat patung tersebut dan selesai lah dalam waktu yang amat singkat, dan patung Manusia itu, terheran-heran warga Bali yang datang muntuk melihat aptung tersebut dan sukaciata ida Bhatara Brahma atas selesainya dan berhasilnya keinginana Beliau.

    disamping tugas Bhagawan Wiswakarma sebagai pematung, Beliau pula mengajarkan Wong/Orang – Orang Bali age untuk memahami pekerjaan ngundagi/undagi agar mampu mebuat bangunan-bangunan maupun pura.

    Kemudian disebutkan Turunnya Ida Bhatar Indra ke tampurhyang Batur atas undang /titah Hyang Pramesti Guru untuk mengajarkan Oarng-Orang Bali bekerja,, kelak oarang-orang Bali mampu untuk bekerja sebagai Sangging sekali Beliau memperbaiki patung Celagi yang dibuat oleh Bhagawan Wiswakarma, dan tidak lama Beliau tiba di Tampurhyang Batur dalam penyamarannya sebagai Seorang Sangging Prebangkara, dengan membawa Prabot kerja Sesanggingan, dan kerena memang mahasakti, Beliau Bhatara Indra tiba ditempat patung tersebut, dan tidak berapa lama selesailah Patung Manusia tersebbut dengan bentuk yang amat tampan layaknya widyadara, kurangnya hanya tidak bisa berucap kayaknya Manusia.

    Ketika itu hayng Indra sekalian mengajarkan orang-orang Bali untuk memahami pekrjaan Sangging dan amat senanglah orang=orang Bali dan semuanya sudah pada tahu urusan pekerjaan amrebangkara, kembalilah Bhatar Indra ke Sorga Loka.

    Selanjutnya Tugas para Widyadara Widyadari, untuk turun ke Tampurhyang Batur serta diutuslah oleh Hyang Bhatar Guru agar para widyadara widyadari turun ke bumi Bali yaitu ke Tampurhyang Batur, untuk menghias atau mendandani patung tersbbut agar tampaknya asri,tampan. seperti mengenakan Busana lengkap yaitu Wastra, sampir, Destar, dan dilengkapi pula dengan senjata yaiut Kris.

    setelah selesai tugas widyadarwidyadari pulanglah beliau semuanya. oleh karena Tampanya Patung Celagi itu bagaikan Dewa Kresna di Krajaan Dwarawati, semua orang-orang Bali datang berduyun-duyun untuk melihat Patung tersebut dan semuanya bersumpah, yaitu :

    Jika patung itu bisa hidup dan bernyawa, kami hamba semua akan menjadikan sasuhunan hamba sampai seterusnya sepanjang djaman. demikian sumpah orang-orang Bali waktu itu.
    Oleh Karena Masih Banyaknya ceritanya, demikian lah sementara, nanti Bapa Sambung lagi jika nak benar-benar ingin mengetahuinya.
    Tapi untuk diketahui bahwa sesungguhnya cerita itu adalah sebuah Filsafat ajaran Kebrahmanan/kebrahmanaan. (masih berlapis tebal) dan harus dibedah secara mendalam dan dengan hati yang hening. artinya bukan semata-mata Twed Celagi terbakar.

    inggih amunika dumun nak, benjangan bapa sambungin malih dumadak sareng sami keelingan antuk ida Bhatara Kawitan (Ida Bhatara Mpu Sinuhun), mangda kerahajengan sewjagat Baline.

    Om Santhi santhi santhi Om

  3. Om Swastyastu Jro Mangku, mangkin wenten buku sane kakawi antuk Jro Mangku Ulun Sari Les Tejakula indik Babad Pasek Kayuselem. Jro Mangku sampun meduwe? tityang wenten siki, nunas pencerahan …

Tinggalkan Balasan ke djaman Batalkan balasan