Babad

Om Swastyastu,

Om Awighnamastu Nama Siwa Ya

Berdasarkan beberapa sumber yang tertulis pada beberapa Prasasty ataupun Babad, seprti babad Bendesa Manik Mas, dan babad Pasek Kayu Selem, maupun Babad Sapta Rsi, secara umum menyatakan bahwa masyarakat Umat Hindu siapapun itu, bahkan termasuk para Bangsawan/Pemimpin besar Bangsa Indonesia ini, adalah berasal dari satu sumber yaitu dari seorang Brahmana atau Orang Suci ( Struktur Ciptaan) ada dibawah ini. Dilihat dari Kata asal kata, kata Brahmana, berasal dari kata Brahman. sesuai dengan Ajaran Agma Hindu, Brahman itu adalah sebutan lain dari Nama Tuhan Maha pencipta, dalam ManifestaiNya Beliau adalah disebut Dewa Brahma  sebagai pencipta segal;a kehidupan yang ada maupun tiada di Dunia ini. artinya semua makhluk hidup didunia ini terciptakan oleh Tuhan Yang Maha Pencipta, dalam ManifestasiNya disebut Dewa Brahma, tanpa terkecuali termasuk Hewan, Binatang, Manusia dan sebagainya dan semuanya memiliki sifat-sifat dan kemampuan yang sama yaitu sifat dan kemampuan kebrahmanaan.

lanjut ke Bag.2

2 respons untuk ‘Babad

  1. Om swastyastu,

    Suksma silakan !!!.

    Tulisan ini sengaja Kami muat kedalam situs ini, tidak lain agar semakin banyak warga dan umat kita yang dapat mengetahui asal-usulnya, dan dapat mengetahui apa sih sesungguhnya Brahmana wangsa itu dan siapakah sesungguhnya Brahmana itu?, sehingga warga masyarakat kita /Umat kita tidak asal-asalan menyebutkan bahwa seoarang itu adalah keturunan Brahmana, yang sering disebut suryan tityang dan sebagainya. lagi pula agar warga kita tidak lagi minder, menyebutkan dirinya adalah seorang Sudra, sebab semua makhluk hidup tanpa terkecuali umat manusia khususnya orang Umat Hindu adalah Ciptaan /Turunan Dewa Brahma ( Sumber/asal Brahmana) sebagai Manifestasi Tuhan) dalam fungsiNya sebagai Maha Pencipta segala kehidupan didunia ini, yang merupakan sumbernya sumber ke Brahmanan/Kebrahmanaan.

    Ada hal yang amat rahasia namun perlu diketahui oleh Masyarakat Hindu Umumnya dan Warga Pasek Kayu Selem khususnya atas keberadaan Warga Pasek Kayu Selem, terkait dengan kehendak Hyang Pramestiguru untuk mencipta Brahmana Bali ( Ida Bhatara Mpu Kamareka) yaitu agar ada orang utama sebagai uger-uger suci, luhur yang patut diikuti dicontoh,dihormati oleh masyarakat Bali.

    Contohnya :
    Jika membangun seorang Sulinggih/seorang Brahmana, pada awalnya harus melalui Proses 3(tiga kali) proses kelahiran yaitu seperti:
    – lahir dari rahim seorang atas bersatunya hyang semara(
    kaytu Celagi/Kayun, niat, Semara/Perpadyan Cinta, dan
    lahir disebut dengan ekajati ( Kelahiran Pertama )
    – Selanjutnya dilaksanakan lagi Proses Diksa ( disucikan) dan disebut dengan Jro Gede ( ini adalah ) Dwijati atau kelahiran kedua kalinya.
    – setelah itu diproses lagi dengan Upacara diksa ketiga( Lahir ketiga kalinya ) yaitu disebut dengan Sulinggih Brahmana dengan Gelar Mpu. tidak ada lagi gelar lain selain Mpu.

    Jika seorang Brahman/Sulinggih yang telah diproses seperti diatas, dan Brahmana tersebut kemudian Kawin, dengan seorang perempuan, Perempuan tersebut diproses juga dari awal agar seorang Brahmana Istrinya juga seorang BRhamana, dan jika Brahmana Istri tersebut Hamil dan melahirkan seorang Putra, Putranya itulah yang berhak menyandang Predikat Brahmana Putra ataupun Brahmana wangsa/ Brahmana kelahiran.
    seperti Putra-putra Ida Bhatara Mpu Kamareka, putra-putra Beliau Ida Bhatara Mpu Dwijendra sakti wawu rawuh atau yang disebut dengan Ida pedanda Sakti wawu rawuh, yang melahirkan bermacam-jenis nama kelompok Brahmana di Bali khususnya. seperti:

    – Brahmana Mas, Kemenuh, Keniten, antapan, manuaba, dan sebagainya. itu Dulusetelah Beliau ada di P.Bali.
    Sewaktu Beliau di P.Jawa, Beliau adalah bergelar Mpu, yaitru Mpu Dwi jendra, atau Mpu Nirarta, termasuk Leluhur Raja Dalem Kelungkung adalah seorang Brahmana Mpu yaitu Mpu /Danghyang Kepakisan. bukan Dewa, bukan pula gusti,arya dan sebagainya.

    Tetapi sakarang ataupun setelah adanya aturan bahwa Syarat seorang untuk menjadi Pendetha, kita sebut saja seperti Ida Pedanda, adalah kalau seorang itu telah beranak dan bercucu. barulah diijinkan untuk mengikuti tes diksa untuk menjadi seorang Pedanda. ataupun Mpu.

    Pertanyaannya adalah :

    Kalau sesorang telah beranak dan bercucu, kemudian melaksanakan prosesi Diksa keBrahmanaan yang dikatagorikan adalah seseorang yang telah bebasa ikatan duniawi utamanya Sex, terbebas dari Birahi atau tidak lagi menciptakan kelahiran Putra/anak, Kapan Beliau dapat melahirkan putra Brahmana atau disebut Brhamana Wangsa?,

    itulah hal-hal yang harus diselusuri, dikaji, dievaluasi, secara cerdas dan jujur pun transparan oleh semua pihak utamanya oleh Pihak Parisada yang sedang bertikai menjadi dua bagian( dua kubu, jika memang ingin persatuan Umat Hindu kita kuat demi ajegnya persatuan kesatuan Umat Hindu di Nusantara khususnya di P.Bali.

    demikian, nanti kita sambung lagi. silakan diperbanyak dan lewatkan keseluruh warga Damuh Ida Bhatara Kawitan, baik dengan cara berwacana langsung ataupun lewat Teknologi Informatika yang mendunia ini

    Om santhi, Santhi, santhi, Om

Tinggalkan komentar